Beranda | Artikel
Pembagian Ilmu Syari Menurut Ibnul Qayyim
Senin, 16 Januari 2017

Kebodohan terhadap ilmu agama adalah kegelapan dan penyakit. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk mengobati kebodohan diri sendiri melalui jalan ilmu dengan memahami dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman ahlul ilmi (salafus shalih). Ilmu agama itu sendiri ada tiga macam, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala,

والعلم أقسام ثلاث مالها من رابع والحق ذو تبيان

علم بأوصاف الإله وفعله وكذلك الاسماء للرحمن

Ilmu itu ada tiga macam.

Tidak ada yang ke empat. Dan kebenaran itu tampak jelas.

Ilmu tentang sifat-sifat sesembahan (Allah).

Demikian pula nama-nama Allah Ta’ala. [1. Syarh Qashidah Ibnul Qayyim, 2/383 (Maktabah Syamilah)]

Berikut ini adalah penjabaran singkat tentang ketiga macam ilmu agama tersebut.

Pertama, Ilmu tentang nama dan sifat Allah Ta’ala

Ilmu yang pertama adalah ilmu tentang nama dan sifat Allah Ta’ala. Tauhid seluruhnya adalah tauhid ibadah (tauhid uluhiyyah) dan tauhid rububiyyah, dan keduanya merupakan buah dari ilmu tentang nama dan sifat-sifat Allah (tauhid asma’ wa shifat).

Di dalam nama Allah yang agung, yaitu ”Allah”, terkandung makna bahwa Dia-lah satu-satunya yang berhak untuk diibadahi, tidak ada yang lainnya. Sedangkan dalam nama Allah ”Ar-Rabb” terkandung makna bahwa Dia-lah yang memiliki sifat rububiyyah (ketuhanan) dalam sifat-sifatNya yang indah. Dia-lah yang berhak untuk diibadahi. Dalam sifat-Nya yang mulia, terkandung makna bahwa Dia-lah yang berhak untuk diagungkan dan di-esa-kan dalam rububiyyah.

Ilmu tauhid ini adalah sepertiga dari ilmu. Oleh karena itu, surat Al-Ikhlas merupakan sepertiga AlQur’an karena AlQur’an seluruhnya berisikan ilmu. Sedangkan sepertiga ilmu adalah tauhid, maka jadilah surat Al-Ikhlas itu sepertiga dari AlQuran. Karena di dalam surat Al-Ikhlas seluruhnya berisi tentang tauhid, yaitu tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma wa shifat.

Ke dua, Ilmu tentang syariat Allah yang berupa perintah dan larangan

Selanjutnya beliau rahimahullah berkata,

والأمر والنهي الذي هو دينه وجزاؤه يوم المعاد الثاني

Perintah dan larangan yang merupakan agamanya.

Dan balasannya pada hari kembali (yaitu di akhirat.[2. Idem].

Ini adalah jenis ilmu yang ke dua, yaitu ilmu tentang perintah dan larangan berupa pengetahuan tentang halal dan haram. Sesuatu yang diperintahkan meliputi perkara wajib dan sunnah, sedangkan perkara yang dilarang meliputi perkara yang haram dan makruh.

Ke tiga, Ilmu tentang balasan di hari kiamat

Jenis ilmu yang ke tiga adalah ilmu tentang balasan di hari kiamat. Termasuk di dalamnya adalah ilmu tentang akhlak, yaitu ilmu yang dapat digunakan seseorang untuk memperbaiki hati dan tingkah lakunya; ilmu tentang kemuliaan iman, zuhud, dan ibadah; ilmu tentang balasan setiap amal pada hari kiamat; dan peristiwa yang terjadi pada hari kiamat berupa balasan bagi orang-orang mukmin dan taat serta balasan bagi orang-orang yang kafir dan ingkar.

Ketiga hal ini adalah ilmu yang harus dipelajari. Berusahalah untuk mempelajari tauhid, yang merupakan sepertiga ilmu, kemudian mempelajari ilmu tentang halal dan haram, dan terakhir adalah mempelajari ilmu yang dapat menyucikan jiwa kita.

Allah Ta’ala berfirman,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)

Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams [91] : 9-10) [3. Tulisan ini disarikan dari ceramah Syaikh Shalih bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh hafidzahullah yang berjudul Asbaabu Ats-Tsabaat ‘ala Thalabil ’Ilmi” (Sebab-sebab untuk istiqamah di jalan ilmu)]

Semoga Allah Ta’ala mengkaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih.

***

Diselesaikan ba’da isya, Rotterdam NL, 15 Rabiul Akhir 1438/13 Januari 2017

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel Muslim.or.id

____

🔍 Hadits Shahih Tentang Pemuda, Khasiat Wirid Syahadat, Arti Adab Dalam Islam, Kisah Teladan Luqman Al Hakim, Doa Sebelum Sholat Jumat


Artikel asli: https://muslim.or.id/29291-pembagian-ilmu-syari-menurut-ibnul-qayyim.html